HUT Ke-48 PGLII dengan Tema “Berdiri Teguh di Dalam Kuasa Injil”

204
Suasana acara HUT ke-48 PGLII di Gepembri, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Narwasatu.id – Ketua Umum PGLII (Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga Injili Indonesia), Pdt. DR. Ronny Mandang, M.Th dan Plt. Sekretaris Umum PGLII, Pdt. Tommy Lengkong, M.Th di hari ulang tahun (HUT) ke-48 PGLII yang diadakan di Gepembri pada Rabu, 17 Juli 2019 lalu menyampaikan sambutannya. Sambutan tersebut pun diterima Redaksi Majalah NARWASTU. Berikut sambutannya. Shalom dan salam Injili. Memasuki tahun 2019, kita memasuk era baru seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan jaman. Di Indonesia khususnya pasca Pemilihan Presiden dan Pemilihan Anggota Legislatif, peristiwa lima tahunan dalam menapaki kehidupan bernegara. Perlu disadari bahwa Allah peduli dan memegang kendali atas bangsa Indonesia.

HARI ULANG TAHUN PERSEKUTUAN GEREJA-GEREJA DAN LEMBAGA-LEMBAGA INJILI INDONESIA (PGLII) ke-48 merupakan momentum bagi anggota PGLII untuk melakukan perenungan bahwa sampai sejauh mana kita sebagai umat Kristiani berperan bagi kemajuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai lembaga aras nasional kami memperhatikan persoalan dan tantangan masa depan, gereja harus cepat beradaptasi dengan gelombang perubahan modernisasi, gereja tidak boleh hanyut terbawa arus jaman, gerejalah yang memimpin kemajuan, gereja menjadi terang serta sumber inspirasi pembaharuan sehingga mampu dan mempertahankan nilai-nilai eskatologi.

Gereja harus selalu tereformasi “Ecclesia reformata, semper reformandaest” bahwa gereja harus mereeksakminasi dirinya sendiri secara berkelanjutan dalam rangka mengutamakan kemurnian doktrin dan praktiknya, istilah yang berarti reformasi belum selesai, reformasi berjalan terus. Tentunya perubahan seyogyanya memperkuat iman Kristiani dan dalam wujudnya tetap memiliki warna Kristiani Indonesia. Sehingga umat Kristen tetap memiliki wajah nasionalis Indonesia.

Dalam perjalanannya mewujudkan “Bersatu dan Memberitakan Injil”, kaum Injili terus menerus melakukan estafet kepemimpinan secara berkelanjutan tanpa paksaan dan dilakukan dengan kesadaran dan kekuatan dalam kebersamaan. Oleh anugerah Tuhan kebersamaan yang dibangun oleh gereja dan sinode, bahkan kekompakan yang dirajut antara sesame aras gereja nasional yang terjalin dengan baik dan sehat. Tidak sampai di situ PGLII yang tergabung dalam FUKRI yang terdiri dari aras nasional KWI, PGI, PGPI, PBI, Bala Keselamatan, GMAHK, GOI menjalin persahabatan dengan agama-agama lain di Indonesia. Persahabatan ini terus dirawat dan pada gilirannya PGLII juga memiliki kontribusi sebagai aras gereja nasional yang mempererat kesatuan dan persatuan bangsa.

Sebagai umat Kristiani, kita terus mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan dengan turut aktif berpartisipasi dalam lembaga eksekutif, yudikatif maupun legislatif. Berbagai peran yang diambil oleh tokoh anak bangsa yang beragama Kristen, jauh sebelum kebangkitan nasional, terlibat dalam Sumpah Pemuda maupun menjadi anggota BPUPKI mengawali kemerdekaan Indonesia. Kontribusi umat Kristen menjadi nyata dengan keberadaan mereka duduk sebagai menteri dan dalam berbagai kepemimpinan di Republik Indonesia, baik sebagai Aparatur Sipil Negara maupun sebagai anggota TNI dan Polri.

Ibadah syukur HUT ke-48 PGLII yang diselenggarakan di Grha GEPEMBRI, Kelapa Gading, Jakarta, dihadiri oleh pimpinan gereja, sinode dan lembaga anggota PGLII, hadir juga pimpinan PGLII Wilayah Banten, Depok, Jawa Barat, Sulawesi dll. Dalam kesempatan ini para sahabat yang tergabung dalam FUKRI turut hadir memberikan dukungan dan ucapan selamat.

Harapan kami agar umat Kristiani Indonesia tetap setia untuk berdoa dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wujud Bhinneka Tunggal Ika dan menghormati bendera merah putih. Umat Kristiani bersedia bekerja keras untuk menciptakan masyarakat adil, makmur, sejahtera menuju hari depan yang penuh harapan. LK

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here