Buku yang Menyoal Disiplin Rohani dan Doa

257
Pdt. Jaharianson Saragih, Ph.D (kiri) saat memberikan bukunya kepada Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi NARWASTU, Jonro I. Munthe, S.Sos (kanan) di Jakarta.

Narwastu.id – Ini adalah buku yang ditulis mantan Ephorus Sinode GKPS (Gereja Kristen Protestan Simalungun), Pdt. Jaharianson Saragih, Ph.D, M.Sc yang kesekian kalinya bicara disiplin rohani dan doa. Ditulis Pdt. Basa Rohana Hutabarat (KN LWF Indonesia) di kata pengantar buku ini, buku tentang Martin Luther sudah banyak ditemukan di perpustakaan-perpustakaan. Baik tentang biografinya maupun tentang karya-karyanya di sekitar Reformasi.

Namun buku yang membahas tentang disiplin doa Martin Luther masih sangat langka. Ada kesan kalau sungguh-sungguh berdoa itu identik dengan pietis. Buku berjudul Disiplin Rohani Martin Luther, Aktualisasinya di Tengah-tengah Gereja Protestan (Lutheran) di Sumatera Utara, ini mengoreksi kesalahpahaman itu.

Ditulis lagi, Martin Luther adalah seorang pendoa. Ia mempraktikkan 3 jam berdoa setiap hari. Doa-doa yang diajarkannya menyangkut doa subuh, doa pagi, siang, petang dan malam. Dan juga doa sebelum tidur, bangun tidur, sebelum makan dan setelah makan. Sejatinya kesungguhan berdoa/bersaat teduh adalah harta warisan rohani Martin Luther. Sayangnya harta warisan rohani itu kurang dipelihara dengan baik saat ini oleh gereja-gereja Protestan, khususnya Lutheran.

“Lebih langka lagi buku-buku yang membahas tentang aktualisasi dari disiplin doa/saat teduh Martin Luther. Buku ini menyajikan yang belum ditemukan dalam buku-buku tentang Martin Luther. Mungkin ini bukan pertama di Indonesia, yang membahas tentang disiplin doa/saat teduh Martin Luther yang disertai penelitian tentang aktualisasinya saat ini serta hubungannya dengan pertumbuhan gereja. Melalui tulisan dalam buku ini, pembaca atau umat Protestan diundang dan ditantang untuk kembali ke jalan disiplin doa/saat teduh Luther,” tulisnya.

Ditulis lagi, agar sebagaimana Luther sungguh menjadi berkat, demikian juga dengan pembaca. Buku ini seyogianya harus hadir dua tahun lalu, namun penulis belum mempunyai kesiapan yang matang tentang tulisan yang merupakan hasil penelitian. Karena itu, hadirnya buku ini juga tepat ketika seluruh umat Protestan memperingati, bahkan merayakan 500 tahun Reformasi Luther. Buku ini menjawab pertanyaan tentang sudah sejauh manakah kesetiaan umat berjalan di jalan doa/saat teduh, seperti yang dicontohkan para Bapak Gereja Reformasi, khususnya Martin Luther.

Dalam buku ini disajikan pula hubungan antara tipologi dengan preferensi pilihan cara berdoa yang sudah barang tentu masih sangat langka dibahas dalam buku-buku yang ada. “Oleh karena itulah, kami mengajak umat Protestan untuk membaca dan memiliki buku ini yang akan mengambilkan semangat berdoa/saat teduh sebagai umat yang percaya kepada Tuhan agar dapat menghadapi, bahkan teguh berdiri di tengah ganasnya roh zaman, sehingga walau badai menerpa, walau dunia modern menghadirkan kesenangannya, umat Tuhan tetap bersukacita di dalamNya karena kebersamaan dengan Tuhan tetap terjaga,” tulisnya lagi.

Buku ini, tulisnya lagi, juga dapat menyemangati keluarga Kristen dan gereja untuk senantiasa mewariskan semangat berdoa dan makna doa kepada generasi muda. “Marilah menjadikan doa sebagai gaya hidup Kristen. Dengan berdoa Tuhan menyertai dan memberkati pekerjaan yang baik dan benar, sehingga setiap umat semakin mengetahui tujuan hidupnya di dunia ini,” tulisnya.

Sekadar tahu, Pdt. Jaharianson Saragih Sumbayak, Ph.D adalah dosen Pastoral Konseling di STT Abdi Sabda, Medan. Ia menikah dengan Dearliani Purba, S.H. dan dikaruniai dua orang anak, Yare Gracia Saragih dan Jasopino Gracias Saragih. Ia juga dosen tidak tetap pascasarjana untuk bidang yang sama di STT Metodist, Medan, dan STT HKBP Nommensen, Pematang Siantar. Di samping sebagai praktisi konseling, ia praktisi pelayanan pelepasan (Deliverance Ministry) dengan pendekatan PsychoDelSpiritual, yakni kombinasi pendekatan Psikologi, Pelepasan dan Spiritual.

Selain itu, pernah melayani sebagai Ketua STT Abdi Sabda (2004-2007) dan Direktur Pascasarjana STT Abdi Sabda (2007-2010). Juga pernah melayani sebagai Ephorus atau Ketua sinode GKPS (2010-2015). Pernah pula mendapat kesempatan sebagai anggota council LWF 2012-2015 (PAW). Penanggungjawab pelaksana pelayanan pelepasan massal yang diadakan di STT Abdi Sabda setiap tahun yang dihadiri lebih dari 300 orang sejak 2007 sampai saat ini.

Sejak tahun 2012 sampai sekarang pelayanan pelepasan massal ini didukung oleh Departemen Missi UEM-Wuppertal, Germany. Pdt. Jaharianson juga pemerhati soal hidup rohani atau spiritualitas di tengah-tengah gereja. Salah satu figur yang termasuk dalam “21 Tokoh Kristiani 2012 Pilihan Majalah NARWASTU” ini, bisa dihubungi lewat HP/WA: 085362473670 atau revjaharianson@mailcity.com. Buku ini menarik dan penting untuk dibaca umat Kristiani. LK

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here